Inilah Qorunisme!, yaitu sikap mendewakan harta dan men-Tuhan-kan dunia. Kini, ajaran itu dikenal dengan gaya hidup hedonis dan materialis yang mengukur kemuliaan hidup hanya semata atas dasar kekayaan. Isme ini merupakan virus yang memaksa otak manusia untuk menerima slogan barat "time is money" (waktu adalah uang). Akibatnya, seluruh waktu dihabiskan untuk dan demi harta sehingga tak ada yang tersisa untuk keluarga, interaksi sosial, apalagi mengkaji ilmu agama. Ini diperparah dengan munculnya argumentasi sesat yang berbunyi "mencariy ang haram saja susah, apalagi yang halal."
Karena itu, sejak awal Islam memiliki perhatian yang sangat besar terhadap permasalahan harta dan rezeki. Hal itu terbukti dengan banyaknya ayat-ayat al Qur'an yang secara khusus mengangkat tema tersebut. Data yang ada menunjukkan bahwa kata rezeki dengan berbagai derivasinya (kata turunan) diulang sebanyak 123 kali dan kata harta "Maal" dengan berbagai derivasinya (kata turunan) diulang sebanyak 86 kali. Ini sebagai pertanda betapa harta dan rezeki sangat vital dalam kehidupan manusia.
Harta bukan segalanya, namun tanpa harta bisa susah segalanya."Harta bukanlah sesuatu yang tercela dan dosa tidak melekat padanya, ia bersifat free value (bebas nilai). Sebaliknya, manusialah tempatnya salah, lumbungnya khilaf dan sarangnya dosa. Karena itu, dengan atau