Sumber: https://images.app.goo.gl/kdBJRgSGcxgHBtFz8
Tiada perbuatan yang muncul kepermukaan kecuali ia telah melewati sensor hati terlebih dahulu. Hati akan segera mengirimkan sinyal berupa informasi apakah sesuatu itu baik atau buruk. Karena itu, selain al Qur'an dan as Sunnah mata hati juga berfungsi sebagai sumber keselamatan dalam kehidupan. Suara hati adalah sahabat terdekat dan terbaik yang dimiliki oleh manusia. Sebab, suara hati tidak pernah berdusta, meskipun manusia berusaha mendustainya.
Mata hati merupakan ranah ruhaniyah. Sebab, masalah ini terhubung langsung dengan faktor keimanan dan ketaqwaan. Karena itu, tajam dan tumpulnya mata hati seseorang akan senantiasa berbanding lurus dengan tingkat kualitasnya dalam ber ma'rifatullah.
Penglihatan mata kepala manusia sangatlah kondisional dan terbukti tidak 'menceritakan' fakta yang sesungguhnya kepada otak kita. Bagaimana tidak? Dari permukaan dunia, bulan yang tak rata dan bergelombang itu akan selamanya tampak indah dan mulus. Pepohonan yang hijau akan tampak kehitam-hitaman bila dilihat dari kejauhan. Dan sebuah pena, jika dimasukkan kedalam segelas air, ia akan tampak patah dan bengkok.
Mengawali kehidupan memang harus dimulai dari kata hati. Sebab, suara hati nurani merupakan titian fitrah. Segala makhluk diciptakan oleh Allah atas fitrahnya yang lurus. Hati nurani yang bersih dan suara hati yang jujur akan senantiasa memberikan kebaikan kepada manusia. Sebuah pemberian yang tanpa pamrih dan tak pernah ada habisnya.
Manusia hanya dituntut agar mempunyai kemauan dan kesungguhan untuk mampu mendengarkan suara nurani. Untuk kemudian memohon taufik kepada Allah atas segala keputusan yang terjadi sesudah itu. Hidayah memang datang dari Allah, tetapi proses pencarian hidayah itu berada dalam lingkup ikhtiar manusia.
Tags:
karya hati