Konsep kesendirian yang demikian merepresentasikan situasi dan kondisi diri yang terisolasi dari kehidupan lingkungan sosial. Bukan pula wujud dari sebuah kegagalan dalam menjalin hubungan harmonis interpersonal dan relationship ditengah masyarakat yang dikenal dengan unadaptability. Tetapi, kehidupan yang demikian lebih tepat difahami sebagai medium untuk menjaga, merawat dan meningkatkan kecerdasan intuisi bathiniyah kita.
Karenanya, meskipun seseorang itu dikenal sebagai sosok yang punya sosialbility (kemampuan berinteraksi secara social), dapat dipastikan bahwa suatu waktu ia akan membutuhkan kesendirian dalam perjalanan hidupnya. Sebab, diakui bahwa kesendirian terbukti mampu secara efektif membimbing dan menuntun manusia untuk bisa menemukan beragam makna dan menyingkap beragam rahasia yang tidak dapat ditemukan pada saat manusia berada dalam hiruk pikuk dan hingar bingarnya dunia.
Sehingga, kesendirian sering kali dijadikan manusia sebagai tempat perlindungan sementara saat terjadi kebuntuan dalam menghadapi masalah dan sebagai refreshing dalam suasana gundah dan gelisah. Sebagaimana merekapun sering memilih kesunyian dan keheningan sebagai tempat pelarian dalam rangka menemukan solusi dan jalan keluar dari semua problematika kehidupan.
Orang bijak berkata:
"We like the night. Without the dark, we'd never see the stars."
(Kita suka malam. Tanpa gelap, kita tidak akan pernah melihat bintang-bintang.)
Agar bisa berkonsentrasi secara penuh, terkadang seseorang terpaksa berkata pada temannya: "Ma'af. tinggalkan aku sendiri!" Demi memperoleh kesembuhan dan berharap dapat segera pulih, didepan pintu kamar seorang pasien harus dipasang tulisan: "Ma'af, pengunjung tidak boleh masuk." Seorang siswa dengan semangat berkata: "Saya harus belajar tengah malam." agar bisa menghadapi ujian esok hari.
Ibarat burung yang terbang dengan kedua sayapnya, maka sayap kehidupan itu adalah kebersamaan- keramaian dan kesendirian-kesunyian. Keduanya merupakan dua kutub kehidupan yang pasti dilalui secara silih berganti oleh setiap manusia tanpa terkecuali. Kebersamaan adalah anugerah sebagaimana kesendirian itupun anugerah.
Siapapun yang mampu bersyukur atas nikmat kebersamaan, maka iapun harus bisa bersyukur atas nikmat kesendirian. Allah menghadirkan siang bagi manusia, agar mereka bisa merasakan indahnya kebersamaan dalam keramaian.